Pencarian

Jumat, 21 Mei 2010

HUBUNGAN ANTARA KEBUDAYAAN DENGAN KESEHATAN

HUBUNGAN ANTARA KEBUDAYAAN DENGAN KESEHATAN

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.

Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism. Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi cirri khas suatu masyarakat Menurut Edward B. Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Sedangkan menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.

Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan yang mana akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem

ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya,

berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

Mengacu pada esensi budaya, nilai budaya sehat merupakan bagian yang tak terpisahkan akan keberadaanya sebagai upaya mewujudkan hidup sehat dan merupakan bagian budaya yang ditemukan secara universal. Dari budaya pula, hidp sehat dapat ditelusuri melalui keomponen pemahaman tentang sehat, sakit, derita akibat penyakit, cacat dan kematian, nilai yang dilaksanakan dan dipercaya serta diyakini itu, sesuai dengan pemahaman masyarakat sesuai dengan kebudyaan dan teknologi yang masyarakat miliki.

Pemahaman terhadap keadaan sehat dan keadaan sakit tentunya berbeda di setiap masyarakat tergantung dari kebudayaan yang mereka miliki. Pada masa lalu, ketika pengetahuan tentang kesehatan masih belum berkembang, kebudayaan memaksa masyarakat untuk menempuh cara “trial and error” guna menyembuhkan segala jenis penyakit, meskipun resiko untuk mati masih terlalu besar bagi pasien. Kemudian perpaduan antara pengalaman empirical dengan konsep kesehatan ditambah juga dengan konsep budaya dalam hal kepercayaan merupakan konsep sehat tradisional secara kuratif (Rusli Ngatimin,2005)

Sebagai contoh pengaruh kebudayaan terhadap masalah kesehatan adalah penggunaan kunyit dan “tude bombang” sebagai obat untuk menyembuhkan penyakit kuning (hepatitis) di kalangan masyarakat Indonesia. Masyarakat menganggap bahwa warna penyakit pasti akan sesuai dengan warna obat yang telah disediakan oleh alam. Contoh yang lainnya adalah pengklaiman “poppo” sebagai penyebab kematian pasien yang menderita diare akut. Kemudian contoh lainnya adalah ditemukannya system drainase pada tahun 3000 SM di kebudayaan bangsa Cretans, dan bangsa Minoans. Ini menunjukkan bahwa kebudayaan dan pengetahuan serta teknologi sangat berpengaruh terhadap kesehatan


KESIMPULAN

Kebudayaan adalah segala pengetahuan yang dimiliki manusia yang dituangkan dalam wujud emosi, peradaban, artefak, bahasa, dll berdasarkan pengalaman empiris

Kebudayaan mempunyai hubungan dengan kesehatan dalam hal pencegahan serta pengobatan penyakit, meskipun dalam prakteknya masih dipengaruhi oleh kepercayaan tradisional yang barbau mistis.

REFERENSI

Prof. Dr. dr. H.M. Rusli Nagtimin, MPH. dari Hippo Crates sampai Winslow dan pengembangan ilmu kesehatan masyarakat selanjutnya. Makassar 2005

Kelompok F3, Sosiologi Dan Antropologi Kesehatan. Makalah Sosiologi Dan ntropologi Kesehatan Hubungan Manusia Dan Budaya Pengertian Peran, Status, Nilai, Norma Dan Budaya/ Kebudayaan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan “Surya Global Jogjakarta”